Monday, January 8, 2018

Sikap Toleransi dan Gotong Royong Masyarakat Desa




sumber gambar: blog.aseankorea.org
         

Hakekat Manusia sebagai Makhluk Sosial
            Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri. Maksud dari hal tersebut adalah bahwa manusia dapat mengolah dirinya sendiri, dapat melakukan sesuatu hal sesuai dengan yang diinginkannya sendiri. Tetapi, terlepas manusia merupakan makhluk individu, manusia juga termasuk dalam manusia sosial, yang mana manusia juga tidak dapat lepas dari semua pengaruh dan bantuan dari manusia lainnya. Karena sesuai kodrat yang dimiliki manusia bahwa manusia secara langsung ataupun tidak langsung pasti mempunyai naluri saling membutuhkan terutama dalam hal untuk memenuhi kebutuhannya.
            Pada dasarnya manusia mempunyai hasrat untuk saling membutuhkan dan saling ketergantungan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari.  Oleh karena itu manusia disebut juga dengan makhluk sosial karena dalam hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh orang lain dan dalam diri manusia terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
            Dalam diri manusia ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain, seringkali didasari atas dasar kesamaan ciri atau kepentingan. Misalnya orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis juga cenderung untuk mencari teman sesama artis. Dengan demikian akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan.
             Manusia mempunyai kemampuan berkehendak sebagai diri sendiri yang pada akhirnya manusia menjadi makhluk yang individual. Tetapi pada saat yang bersamaan, pemenuhan berbagai macam tuntutan manusia sebagai individu tidak dapat lepas dari factor eksternal yang berupa individu-individu lain. Hal tersebut dapat mendorong masyarakat untuk melakukan kerja sama satu sama lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
            Seorang individu pada hakikatnya tidak dapat bertahan hidup apabila tidak bersosialisasi dengan manusia lain. Sehingga manusia tidak akan lepas dari kehidupan bermasyarakat. Bermasyarakat dalam berbagai kehidupan dapat terwujud seperti kegitan-kegiatan bermasyarakat yang berhubungan atau melibatkan banyak orang untuk kepentingan bersama, yaitu gotong royong ataupun lainnya. Dari hal tersebut masyarakat akan merasa nyaman dan tentram karena banyak manusia atau masyarakat yang bersama-sama saling membantu satu sama lain.

Pengertian Toleransi 
            Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi yang berasal dari kata “toleran” berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
Secara terminologi, toleransi yaitu pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.
Dalam "Kamus Umum Bahasa Indonesia" toleransi adalah sikap/sifat menenggang berupa menghargai serta memperbolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. Toleransi adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak. Dengan adanya sikap toleran maka akan terjamin terpenuhinya hak-hak semua orang di tengah beragamnya hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan adanya sikap toleran juga merupakan sebuah sarana agar tidak terjadinya konflik karena adanya hak-hak yang berbeda dari setiap orang.
Toleransi lebih sering dibahas di dalam negara yang terdiri dari beragam suku dan budaya atau dengan kata lain negara yang multikultural karena terdapat perbedaan suku bangsa, ras dan agama yang merupakan bentuk perbedaan paling umum dan berkaitan dengan toleransi. Masalah toleransi juga dapat terjadi karena adanya perbedaan kelas sosial, haluan politik, dsb.
Masalah toleransi tidak hanya dialami oleh orang-orang dewasa, anak kecil, remaja pun dapat mengalaminya. Hal ini karena kematangan yang rendah, anak-anak muda lebih bisa berbicara terang-terangan dan cenderung seenaknya jika dibandingkan orang dewasa. Akibatnya, anak muda lebih mudah mengalami intoleransi atau bahkan kekerasan, baik verbal maupun fisik dari sebayanya.
Penerapan toleransi adalah kunci perdamaian dan keharmonisan dalam lingkungan apapun. Walaupun toleransi terlihat sepele, akan tetapi toleransi merupakan sebuah langkah kecil yang lekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga menjadi tanggungjawab semua kalangan masyarakat, bukan hanya pemerintah demi mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai.
Macam-macam Toleransi
·         Toleransi terhadap Agama
Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat sangat dianjurkan terutama
toleransi beragama karena hal ini memang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat saat ini. Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah mengenai keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Seperti yang kita tahu di Indonesia selama ini kita sebagai warga negara dibebaskan untuk memilih dan menganut agama yang telah dipilihnya berdasarkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama tersebut.
            Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat pada masyarakat dengan menghormati agama, moralitas dan lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain serta perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus berselisih dengan sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama.
            Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.
 Di dalam agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu : hubungan secara vertikal dan hubungan secara horizontal. Yang pertama adalah hubungan antara pribadi dengan Khaliknya yang direalisasikan dalam bentuk ibadat sebagaimana yang telah digariskan oleh setiap agama. Hubungan dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara kolektif. Pada hubungan ini berlaku toleransi agama yang hanya terbatas dalam lingkungan atau intern suatu agama saja. Hubungan yang kedua adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak terbatas panda lingkungan suatu agama saja, tetapi juga berlaku kepada semua orang yang tidak seagama, dalam bentuk kerjasama dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Dalam hal seperti inilah berlaku toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain. Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, yaitu Ke-Tuhanan Yang Maha Esa yang artinya bahwa bertakwa kepada Tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib untuk saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
·         Toleransi dalam Kehidupan Berkeluarga
Dalam kehidupan berkeluarga sikap toleransi sangat dibutuhkan untuk
ditumbuhkan dalam keluarga agar terbentuk suasana yang harmonis. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Jika setiap anggota memiliki kesadaran untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing, maka tidak akan ada hak dari salah satu anggota keluarga yang tidak terpenuhi. Sikap toleran dari orang tua akan menumbuhkan kepribadian yang toleran juga pada anak-anaknya karena seorang anak akan meneladani apa yang menjadi sikap dari orang tuanya. Begitu juga hubungan antara anak dengan anak, seorang kakak seharusnya tidak bertindak semena-mena kepada adiknya. Sesama saudara haruslah mengerti haknya masing-masing, seorang kakak yang usianya lebih tua sebaiknya mengalah dan seorang adik juga haruslah bisa menghargai kakaknya.
·         Toleransi dalam Bertetangga
Tetangga ialah orang yang paling dekat dengan kita, dalam kehidupan
Sehari-hari kita tidak bisa lepas dari yang namanya tetangga. Ketika kita sedang membutuhkan sesuatu orang yang paling dekat dengan kita ialah tetangga. Oleh karena itulah toleransi antar tetangga sangat diperlukan. Di dalam semua agama juga dianjurkan untuk hidup rukun dan damai dengan tetangga, mengingat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam kehidupan bertetangga bisa dengan berbagi makanan, menolong, ataupun sekedar berbincang. Kehidupan bertetangga erat kaitannya dengan sikap toleransi yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya sikap toleransi dengan sesama tetangga maka akan timbul sikap saling menghargai dan menghormati, tidak akan ada tetangga yang merasa tertaganggu oleh tetangga lainnya karena masing-masing terpenuhi haknya dengan baik.
·         Toleransi dalam Kehidupan Bermasyarakat
Toleransi adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak
-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.
Masyarakat terdiri dari individu-individu dengan seperangkat peraturan yang berlaku di dalamnya. Dalam masyarakat yang beragam atau plural, toleransi akan memegang peran yang sangat penting. Masyarakat yang plural akan memiliki banyak sekali perbedaan, sehingga sangat mungkin perbenturan hak akan sering terjadi.
Solusi dari perbenturan hak-hak dalam masyarakat akan tertuang, baik tersurat ataupun tersirat, dalam peraturan yang ada dalam masyarakat, baik yang tertulis maupun yang tidak. Masalah perbenturan hak adalah masalah yang penting. Masalah ini akan menentukan kondisi suatu masyarakat. Bila masalah ini dapat terselesaikan dengan baik, maka masyarakat itu akan hidup dengan nyaman, dan sebaliknya bila masalah ini tidak terselesaikan, masyarakat hidup dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
·         Toleransi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan
kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam adat istiadat, kebudayaan, suku,  pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana semboyan negara kita “Bineka Tunggal Ika” yang memiliki makna walaupun berbeda tetapi tetap satu, itu artinya kondisi bangsa Indonesia yang berbeda akan suku, adat istiadat, budaya, bahasa dan agama, tidak menyebabkan Bangsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi sarana untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi bangsa.
Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
d. Tidak menjelek-jelekan kebudayaan, suku, adat istiadat orang lain.

Contoh Penerapan Sikap Toleransi 
-          Berlapang dada dalam menerima semua perbedaan, karena perbedaan
adalah Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
-          Tidak membeda-bedakan (mendiskriminasi) teman yang berbeda
keyakinan.
-          Tidak memaksakan orang lain dalam hal keyakinan (agama).
-          Memberikan kebebasan orang lain untuk memilih keyakinan (agama).
-          Tidak mengganggu orang lain yang berbeda keyakinan ketika mereka
beribadah.
-          Tetap bergaul dan bersikap baik dengan orang yang berbeda keyakinan
dalam hal duniawi.
-          Menghormati orang lain yang sedang beribadah.
-          Tidak membenci dan menyakiti perasaan seseorang yang berbeda
keyakinan atau pendapat dengan kita.
-          Menghargai orang lain ketika sedang mengutarakan pendapatnya.
-          Berusaha untuk menghormati orang lain, walaupun dirinya ingin dihormati
-          Berusaha menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain walaupun diri
sendiri memiliki kelebihan.
-          Tidak selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan
dirinya.
Selain beberapa contoh diatas, adapun contoh penerapan sikap toleransi
yang ada di beberapa daerah di Indonesia.
Di Bali terdapat sebuah kompleks yang terdiri dari 5 tempat beribadah,
yaitu masjid, gereja katholik, vihara, gereja protestan dan pura. Hal ini mencerminkan bahwa di Bali sangat mengahargai perbedaan yang ada, bahkan mereka membuat tempat beribadah dalam satu kompleks.
Sekolah di Medan, Sumatera Utara telah berdiri sejak 1994 dan telah diresmikan oleh Presiden Bj Habibie. Sekolah ini terdiri atas empat tempat beribadah di dalamnya yaitu masjid, pura, gereja dan vihara, dari konsep tersebut seorang siswa dapat bertoleransi terhadap perbedaan yang ada. Sekolah ini bertujuan untuk melebur murid yang berasal dari latarbelakang yang berbeda-beda. Dari sekolah ini murid bisa lebih menghargai dan menghormati perbedaan yang ada, karena mereka bisa melihat secara langsung cara beribadah dari berbagai agama yang dianut oleh siswa di sekolah ini.

Pengertian Gotong-Royong
Kata “gotong-royong” berasal dari kata Jawa yaitu “gotong” yang
maksudnya memikul atau bekerja dan “royong” maksudnya adalah bersama. Dengan demikian gotong-royong mempunyai pengertian bekerja sama. Secara teori “Gotong Royong adalah sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan”.
Gotong-royong merupakan kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh warga masyarakat, baik antara seseorang dengan orang lain dalam kelompok sosial tertentu maupun antara seseorang atau kelompok dengan masyarakatnya. Pada dasarnya manusia satu dengan manusia yang lainnya itu saling membutuhkan dan saling ketergantungan, sehingga muncul rasa solidaritas di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi saling ketergantungan tersebut. Gotong royong juga merupakan bentuk dari partisipasi akftif dari masyarakat khusunya masyarakat desa. Bentuk partisipasi aktif tersebut dapat berupa materi, keuangan, tenaga fisik, sumbangan pemikiran ataupun yang lainnya.
Bentuk solidaritas di antara masyarakat dapat terwujud sebagai bentuk loyalitas sebuah kesatuan sebagai sesama  masyarakat. Bentuk solidaritas masyarakat dapat disalurkan dengan berbagai cara ataupun dengan berbagai saluran, tergantung dari kreatifitas masing-masing dari masyarakat dalam menyalurkan sikap solidaritas tersebut. Salah satu cara masyarakat dalam mengekspresikan sikap solidaritasnya yaitu dengan cara gotong-royong. Gotong-royong merupakan salah satu model kerjasama ataupun tindakan yang dilakukan masyarakat tanpa mengharapkan pamrih atau balasan apapun demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Gotong-royong juga dapat terwujud dalam bentuk spontan.
Salah satu aspek sosial budaya yaitu gotong royong dalam kehidupan masyarakat, baik itu di Tana Toraja maupun di daerah yang dihuni oleh orang bugis. Sifat kegotong royongan tersebut sampai saat ini masih tetap dipelihara oleh masyarakat tetapi juga dalam kaitannya dengan usaha kegiatan pembangunan masyarakat desa. Kegiatan gotong royong dapat berupa dalam hal pembangunan rumah, pengolahan pertanian, penyelenggaraan upacara dan ritus, bahkan juga dalam menyelenggarakan kerja bakti untuk menyelenggarakan pembuatan tanggul pertanian, pembangunan prasarana jalan, rumah-rumah ibadat dan yang menyangkut bidang-bidang kehidupan masyarakata secara keseluruhan.
Perasaan kasih sayang dan kegotong-royongan mendasarkan pengertian-pengertian terhadap orang lain tetapi harus dapat mendasarkan perasaan simpati, kasihan. Di dalam dunia modern sifat kegotong-royongan ini makin lama makin terbatas hanya pada lingkungan tertib sopan yang lahir saja. Tetapi hidup persekutuan bagi masyarakat pinggiran kota sebagian besar ini sifatnya kegotong-royongan menjadi kebiasaan yang tetap. Walaupun demikian kita harus ingat kepada keadaan dan situasi sebab dalam keadaan penghidupan sekarang ini sifat-sifat itu diperkecil baik dalam lingkungan apa saja.
Kegiatan gotong-royong bagi bangsa Indonesia tidak hanya bermakna sebagai perilaku saja, melainkan juga berperan sebagai nilai-nilai moral. Gotong-royong juga dapat dapat dijadikan sebagai acuan dalam  perilaku. Tradisi kehidupan gotong-royong di pedesaan tidak lepas dari kehidupan pertanian memerlukan kerjasama besar  dalam upaya mengolah tanah, menanam, memelihara hingga memetik hasil panen. Gotong-royong merupakan kerja sama yang dapat dijadikan sebagai pemersatu bangsa, mempererat dan merekatkan persatuan bangsa.

Macam-Macam Gotong Royong dan Penerapannya
Jenis gotong-royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu gotong-royong tolong menolong dan gotong-royong kerja bakti.
·      Gotong royong tolong menolong
Gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian.
·      Gotong royong kerja bakti
Gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum.
Kegiatan gotong royong dalam tolong menolong dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.    Kegiatan gotong royong tolong menolong dalam bidang ekonomi atau mata pencaharian
Kegiatan gotong royong tolong menolong dapat berupa pengerahan tenaga untuk mengerjakan sesuatu, yang berarti pula merupakan suatu sistem mencari tambahan tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Salah satunya di desa Condongcatur dapat dilihat dalam hal kegiatan pertanian yaitu menanam padi atau tanaman pokok yang lain, membersihkan tanaman dan sampai saat menuai padi atau panen. Sebagai imbalan daripada pekerjaan tersebut yaitu dapat berupa penerimaan bagi hasil atas pekerjaan yang telah dilakukan.

b.     Kegiatan gotong royong dalam bidang teknologi dan perlengkapan hidup
Kegiatan gotong royong dalam bidang teknologi dan perlengkapan hidup dapat berupa pengerahan teanga banyak yang tujuannya untuk membuat sesuatu yaitu kebutuhan manusia. Teknologi merupakan seluruh teknik yang dimiliki oleh masyarakat yang dipergunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan mentah dari alam sekelilingnya dan mengolahnya untuk dipergunakan sebagai alat bekerja, alat untuk menyimpan makanan, pakaian, perumahan atau tempat tinggal, alat transportasi dan alat-alat untuk memenuhi kebutuhan lain.

c.    Kegiatan gotong royong tolong menolong dalam bidang kemasyarakatan
Kegiatan gotong royong tolong menolong dalam bidang kemasyarakatan timbul dalam masyarakat karena alasan adanya kepentingan yang sama dalam hidup bermasyarakat terutama warga masyarakat desa merasa bahwa hidup mereka sebenarnya tergantung pada orang lain. Kepentingan bersama atau masyarakat lebih diutamakan daripada hak perseorangan, selama tidak mendatangkan kerugian baginya sendiri. Misalnya, seseorang yang mempunyai pekarangan harus membolehkan tetangganya berjalan melalui pekarangannya jika memang diperlukan untuk pergi ke jalan umum. Kegiatan gotong-royong tolong menolong dalam bidang kemasyarakatan  secara umum dapat disebutkan bahwa terjadi dalam setiap kegiatan yang menyangkut kepentingan warga masyarakat seperti perkawinan, kematian taupun hal lainnya.

d.   Kegiatan gotong royong tolong menolong dalam bidang religi atau kepercayaan yang hidup dalam masyarakat
Kegiatan gotong-royong tolong menolong dalam bidang kepercayaan merupakan pengerahan tenaga yang kompensasi bukan pamrih yang diukur dengan nilai barang atau upah uang, tetapi perasaan tenteram. Dan juga kesadaran bahwa manusia hidup itu tergantung pada manusia yang lain, sehingga satu sama lain harus saling berbuat kebaikan. Misalnya di Yogyakarta, peristiwa yang termasuk dalam gotong royong tolong menolong dalam bidang religi atau kepercayan yaitu  kegiatan kenduren, sinoman atau yang lainnya.

     Kegiatan gotong royong kerja bakti dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.    Kerja bakti dalam bidang mata pencaharian
Kegiatan gotong-royong kerja bakti di bidang mata pencaharian merupakan bentuk kerja yang dengan cara pengerahan tenaga kerja secara masal yang tujuannya untuk kepentingan bersama, khususnya di bidang pertanian. Kerja bakti tersebut dilakukan atas kesadaran bahwa semuanya adalah demi kepentingan bersama, yaitu desanya. Begitu pula saat memetik hasilnya, semuannya dirasakan sebagai milik bersama.

b.    Kerja bakti dalam bidang teknologi
Kegiatan gotong royong kerja bakti merupakan pengerahan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan suatu obyek tertentu. Kegiatan kerja bakti tersebut biasannya menuntut suatu keahlian dalam bidang kerja masing-masing, misalnya dalam pembuatan balai desa dibutuhkan para pekerja yang khusus ahli dalam bidang perkayuan ataupun yang lainnya.

c.    Kerja bakti dalam bidang kemasyarakatan
Kegiatan gotong royong kerja bakti dalam bidang kemasyarakatan merupakan kegiatan sosial yang menggunakan pengerahan tenaga kerja rakyat. Bentuk kegiatan gotong-royong kerja bakti dalam bidang kemasyarakatan menunjukkan adanya ciri-ciri daripada kehidupan masyarakat di pedesaan yang menonjol yaitu berlakunya sistem solidaritas dan sistem moralitas sebagai dasar daripada perbuatan masyarakat. Kerja bakti dalam bidang kemasyarakatan dapat berupa membuat atau memperbaiki jalan desa, membangun pos perondaan, memperbaiki pagar desa.

d.   Kerja bakti dalam bidang religi atau kepercayaan
Kegiatan gotong-royong kerja bakti dalam bidang kepercayaan merupakan suatu bentuk kerja sama yang terdiri dari warga masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan atas dasar inisiatif dari warga masyarakat sendiri yang didorong oleh adanya hubungan batin atas manusia dengan leluhurnya. Contoh dari kegiatan tersebut adalah kegiatan bersih desa, yang mana terdapat anggapan bahwa apabila suatu desa tidak melakukan bersih desa maka akan tertimpa bencana alam atau gangguan gaib, karena pertanda bahwa leluhur atau penjaga desa tersebut marah.


3 comments:

  1. makasih atas ilmunya tetapi tolong diperhatikan ukuran penulisannya. tempo antar katanya juga diperhatikan agar pembaca itu tidak bosan untuk notice kalimat per kalimat


    Regards,
    Arek Keren

    ReplyDelete
  2. ceramic vs titanium - Titaniumarts.com
    ‎Chincy-N'S Habanero citizen promaster titanium Hot Sauce Recipe · titanium solvent trap ‎Bites titanium wok and Chiles · ‎Habaneridge chi titanium flat irons Recipes · titanium blue ‎Heat · ‎Drying

    ReplyDelete